sejarah perspektif global



PERSPEKTIF GLOBAL
SEJARAH DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
Dosen Pembimbing : Drs. Sugiyono  M.si

OLEH :

SURWANI
F1082141015
WIDYA ALDIENA PRAMESTI
F1082141012


Description: 906513_10152094010066068_1730545204_o.png

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015


KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT karena berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata  kuliah PERSPEKTIF GLOBAL. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang sejarah dalam perspektif global, transformasi sejarah lokal menjadi sejarahglobal, interdependensi global, seta sejarah bersama dan struktur sosial yang membentuk arus global. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang memberikan semangat serta Dosen pembimbing kami yaitu Drs.Sugiyono, M.si yang sudah memberikan tugas makalah ini, sebagaimana membantu kami berpengalaman dengan mengerjakan tugas  ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca.
                                                                                                   
Pontianak,  Maret 2015


Penulis









DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................................... 1
Daftar isi.............................................................................................................................. 2
BAB  I Pendahuluan........................................................................................................... 3
Latar belakang..................................................................................................................... 3
Rumusan Masalah………………………………………………...................................……..3
Tujuan Penulisan……………………………….....................................................…………..4
BAB II Pembahasan…………………………..........................………………………………5
Sejarah dalam perspektif global…………………................................………………………5
Transformasi sejarah lokal menjadi sejarah global….................................…………………..6
Interdependensi global……………………………………………………..............................7
Sejarah bersama dan struktur sosial yang membentuk arus sub global…................................8
BAB III Penutup......................................................................................................................10
Kesimpulan .............................................................................................................................10
Saran .......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11





















BAB 1
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia saat ini ditandai dengan kemajuan, keterbukaan, dan perubahan yang sangat cepat sehingga dalam membuat analisa perhitungan strategis mengandung ketidakpastian yang cukup besar. Dalam kehidupan global yang pertama kali harus disadari adalah bahwa manusia adalah merupakan warga Negara global, sebagai penduduk dunia yang memiliki hak dan kewajiban tertentu. Hak merupakan cornerstone of citizenship (Stainer, 1996:20), merupakan inti dari kehidupan warga dunia. Sedangkan kewajiban merupakan panggilan atau tanggung jawab atau tugas kita sebagai warga dunia. Selain itu, perlu kita sadari bahwa di dunia ini tidak hanya ada kita, akan tetapi pada orang lain yang bermukin di seluruh belahan dunia. Oleh karena itu, kita harus banyak mempelajari tentang dunia dan seisinya.
Oleh karena siswa kita merupakan bagian dari dunia maka dia harus diberikan pengetahuan tentang keberadaan dia sebagai penduduk dunia. Tugas guru adalah mengglobalkan pengetahuan dan sikap serta kesadaran siswa terhadap dunia. Guru seperti ini adalah guru global atau Global Teacher (Steiner, 1996).
Kesadaran tentang terjadinya globalisasi adalah sikap menerima suatu kenyataan bahwa planet tempat kita berada ini semakin menyempit dengan adanya terobosan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sikap dalam menghadapi globalisasi ini adalah bukan melawan arus globalisasi akan tetapi kita harus dapat “menjinakkan” globalisasi itu sendiri. Globalisasi adalah suatu proses yang berlanjut, bila kita lambat mengikutinya maka kita akan semakin ketertinggalan. Tetapi juga akan berakibat fatal apabila kita salah dalam memperlakukannya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pentingnya kesadaran dalam perspektif global.


B. Rumusan masalah
1.      Bagaimana sejarah perkembangan sejarah perspektif global
2.      Bagaimana terjadinya tranformasi sejarah lokal menjadi sejarah global
3.      Bagaimana terjadinya interdependensi global
4.      Bagaimana sejarah bersama dan struktur sosial yang membentuk sub arus global
C. Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah,
1. Agar dapat mengetahui sejarah perkembangan perspektif global
2. Agar dapat memahami apa tranformasi sejarah lokal menjadi sejarah global
3. Agar dapat mengetahui  interdependensi perspektif global
4. Agar kita semua mengerti sejarah bersama dan struktur sosial yang membentuk sub arus global





















BAB II
PEMBAHASAN


A. Sejarah dalam Perspektif  Global
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.

Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
   Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet.
     Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
     Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.
B. Transformasi sejarah lokal menjadi sejarah global
Globalisasi budaya memiliki sejarah panjang. Pembentukan dan perluasan agama-agama besar dunia adalah salah satu contoh terbaik dari kapasitas gagasan dan keyakinan untuk menyeberangi jarak yang besar dengan dampak sosial menentukan. Tidak kalah penting adalah kerajaan pra-modern yang besar, tanpa adanya kontrol militer dan politik langsung, yang diselenggarakan domain mereka bersama-sama melalui budaya berkuasa bersama dan luas kelas.
Untuk sebagian besar dari sejarah manusia budaya ini berkuasa luas melewati sebuah mosaik terfragmentasi budaya lokal dan particularisms - kecil berdiri di antara pengadilan dan desa.Itu hanya dengan munculnya negara-bangsa dan budaya nasional yang bentuk identitas budaya bersatu antara dua ekstrem.
Dengan bangkitnya negara-bangsa dan proyek nasionalis, globalisasi budaya dipotong. Negara-bangsa mengambil alih praktek pendidikan, kebijakan linguistik, sistem pos dan telepon, dll Namun, sejak abad kedelapan belas sebagai kerajaan Eropa mulai berkubu sendiri dan sebagai serangkaian inovasi teknologi mulai beroperasi (transportasi mekanis regularized dan telegraf terutama), bentuk-bentuk baru globalisasi budaya muncul. Ini disertai dengan baru lembaga internasional swasta seperti rumah-rumah penerbitan dan kantor berita, tetapi dampaknya terhadap budaya lebih lokal dan nasional masih terbatas.
 Ide yang paling penting dan argumen muncul dari Barat dalam era ekspansi adalah ilmu pengetahuan, liberalisme dan sosialisme. Masing-masing cara pemikiran dan praktek-praktek yang datang dengan mereka mengubah budaya berkuasa hampir setiap masyarakat di planet ini.. Mereka tentu memiliki dampak yang lebih besar terhadap budaya nasional dan lokal dari budaya populer kontemporer.
Pada periode sejak Perang Dunia Kedua, bagaimanapun, extensity, intensitas, kecepatan dan     volume tipis komunikasi budaya di tingkat global tak tertandingi. Difusi global radio, televisi, internet, satelit dan teknologi digital, dan sebagainya, telah membuat komunikasi instan mungkin, diberikan banyak pemeriksaan perbatasan dan kontrol atas informasi tidak efektif, dan terkena suatu konstituen yang sangat besar untuk output beragam budaya dan nilai-nila.  Sementara perbedaan linguistik terus menjadi penghalang untuk proses-proses ini, dominasi global dari bahasa Inggris menyediakan infrastruktur linguistik yang sejalan dengan teknologi infrastruktur zaman.. Berbeda dengan masa sebelumnya di mana negara dan theocracies sangat sentral globalisasi budaya, era saat ini adalah satu di mana perusahaan adalah produsen pusat dan distributor produk-produk budaya.
Sebagian besar produk-produk budaya yang berasal di Amerika Serikat dan masyarakat Barat kunci tertentu.. Namun, bukti yang tersedia untuk mendukung tesis kasar 'imperialisme budaya' adalah tipis.. Nasional dan budaya lokal tetap kuat, lembaga nasional terus di banyak negara memiliki dampak pusat pada kehidupan masyarakat, produk asing terus-menerus dibaca dan ditafsirkan kembali dengan cara baru oleh khalayak nasional.
      Mereka negara yang berusaha untuk mengejar kebijakan pintu tertutup kaku pada informasi dan budaya tentu dibawah ancaman dari proses-proses komunikasi baru dan teknologi, dan kemungkinan bahwa perilaku hidup ekonomi di mana-mana akan diubah oleh mereka juga. Arus budaya sangat mengubah politik identitas nasional dan politik identitas yang lebih umum.

C. INTRERDEPENDENSI GLOBAL
Ketergantungan pada global tingkat .. Satu negara tergantung pada negara lain untuk sesuatu dan negara yang mungkin tergantung pada negara lain, yang akhirnyamenciptakan saling ketergantungan global. Mengimpor dan mengekspor barang dan jasasangat memberikan kontribusi untuk saling ketergantungan global. Beberapa komoditasseperti minyak telah menciptakan saling ketergantungan global antara negara-negara yangmenghasilkan komoditi berharga dan mereka yang menginginkan hal itu.
Sebagai    sebuah   perspektif   analitik    yang    eksplisit, inderdendensi  kompleks (complex interdependence) muncul pada  tahun 1970-an  untuk  menantang  asumsi-asumsi  kunci  kerangka   teoritis saingannya, khususnya realisme klasik.
Pertama,  menantang asumsi yang ada bahwa negara  bangsa  hanya satu-satunya   aktor  penting  dalam  politik  dunia.  Lalu   mereka memperlakukan  aktor  lain  seperti  perusahaan  multinasional  dan bank-bank   transnasional  sebagai  “penting  bukan   karena   hanya kegiatannya  dalam  mengejar kepentingan mereka, namun  juga  karena mereka   bertindak   sabuk  transmisi  sehingga  membuat   kebijakan pemerintah  di sejumlah negara lebih sensitif terhadap  negara  lain (Keohane dan Nye, 1988).
Dalam pengertian ini, interdependensi kompleks  sebagai  sebuah “holistik”,  konsepsi sistem yang melukiskan politik  dunia  sebagai jumlah  interaksi banyak bagian dalam “masyarakat  global”  (Holsti, 1988).
Kedua, intedependen kompleks mempertanyakan apakah isu keamanan nasional  mendominasi  agenda keputusan negara  bangsa.  Berdasarkan kondisiinterdependensi, agenda politik luar negeri menjadi “semakin luas  dan  beragam” karena jangkauan  luas  kebijakan  “pemerintah”, meskipun sebelumnya dipandang sebagai kebijakan domestik.
Ketiga,  perspektif  yang dipertikaikan  dalam  konsep  populer bahwa  kekuatan militer satu-satunya alat dominan dalam  menggunakan pengaruh di politik internasioal, khsusnya diantara negara  industri dan masyarakat demokratis di Eropa dan Amerika Utara.

D.SEJARAH BERSAMA YANG MEMBENTUK ARUS SEJARAH SUB GLOBAL
Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai(values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalahkesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
Ciri berkembangnya arus sejarah global
Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
Berkembangnya turisme dan pariwisata.
Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
Meningkakan interaksi budaya antarnegara melalui perkembangan media massa.






































BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat di ketahui bahwa, fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional, Globalisasi budaya memiliki sejarah panjang. Pembentukan dan perluasan agama-agama besar dunia adalah salah satu contoh terbaik dari kapasitas gagasan dan keyakinan untuk menyeberangi jarak yang besar dengan dampak sosial menentukan.
Ketergantungan pada global tingkat .. Satu negara tergantung pada negara lain untuk sesuatu dan negara yang mungkin tergantung pada negara lain, yang akhirnyamenciptakan saling ketergantungan global. 
Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai(values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran.

B.SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada pembaca makalah kami yang sangat sederhana ini, yaitu sebagai mahasiswa khususnya dan semua kalangan umumnya dimana kita sebagai warga negara Indonesia yang baik tentunya harus dapat mempertahankan kemampuan kita tentang pengetahuan budaya-budaya kita yang kaya akan keindahan seninya, maka dengan hadirnya makalah ini penulis mengajak pada semua pembaca makalah ini agar terus meningkatkan pengetahuan kita terhadap pengetahuan tentunya dalam hal perkembangan perspektif global, bukan hanya di Indonesia tapi sampai di kanca dunia.









DAFTAR PUSTAKA


http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi







Komentar

Postingan Populer